Pages

Thursday, May 13, 2010

Issun Boshi Si Pendekar Satu Inchi

Issun Boshi adalah cerita rakyat Jepang yang menceritakan seorang anak bertubuh mungil dengan ukuran satu inchi dan bercita-cita menjadi seorang pendekar samurai. Cerita Issun Boshi diperkirakan berasal dari zaman Muromachi.

Jalan Cerita


Berdasarkan cerita yang berkembang khususnya di masyarakat Jepang, dahulu kala ada sepasang kakek dan nenek yang hidup bahagia, namun kehidupan mereka kurang lengkap karena selama puluhan tahun belum pernah dikaruniai anak. Mereka sangat mendambakan kehadiran seorang anak. 

Suatu hari kakek nenek itu pergi ke kuil dan memohon kepada dewa untuk diberi anak. Tiap hari mereka memohon dengan sungguh-sungguh. Dewa akhirnya mengabulkan permohonan kakek nenek itu. Meskipun ukuran anak itu sangat kecil, hanya sebesar jari kelingking namun, mereka sangat bahagia ketika anak mereka lahir ke dunia. Oleh orang tuanya anak itu diberi nama "Saemon". 

Seiring usianya yang beranjak remaja, namun tetap saja tinggi dan ukuran badannya tidak bertambah, karena itulah orang-orang memanggilnya "Issun Boshi". Meskipun bertubuh mungil, Issun Boshi memiliki jiwa pemberani, sopan santun dan penolong terhadap sesama.

Saat Issun Booshi berusia 15 tahun, dia mulai memiliki keinginan untuk menjadi orang besar, pendekar samurai yang terkenal. Di Suatu sore, Issun Boshi, menghadap orang tuanya dan mengutarakan niatnya. 

"Ayah, Ibu, aku tidak bisa melupakan semua kewajibanku padamu. Sudah saatnya aku meninggalkan kalian. Aku akan pergi ke Ibu Kota untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakatku ini".
Kedua orangtua Issun Boshi menyetujui keputusan anaknya itu. Malam harinya, ibu Issun Boshi membuatkan anaknya pakaian dari secarik kain sutra sedangkan ayahnya membekali Issun Boshi dengan sebilah pedang dari jarum. Pagi harinya Issun Boshi berpamitan pada kedua orangtuanya, dia mulai menaiki mangkuk nasi yang akan digunakannya untuk melakukan perjalanan ke Ibu Kota melalui sungai. Perlahan-lahan dia mulai mendayung perahunya dengan menggunakan sumpit.  Issun Boshi melambaikan tanggannya sebagai tanda perpisahan kepada kedua orangtuanya. Tidak lama kemudian Issun Boshi mulai menjauh dan petualangan dia pun dimulai. 

Perjalanan mengarungi sungai deras adalah hal baru bagi Issun Boshi. Dia banyak mempelajari alam, angin dan jeram-jeram. Semua keindahan alam yang dia temui sepanjang perjalanan dia lupakan begitu saja ketika Issun Boshi tiba di gerbang kota. Setibanya di tepi sungai dia menambatkan perahunya lalu bergegas menuju sebuah jalan raya yang ramai. Issun Boshi berjalan mengelilingi kota hingga akhirnya dia tiba di depan gerbang istana bangsawan.

"Saya datang ke kota untuk berlatih dan mencari pekerjaan, jadi saya mohon terimalah saja menjadi pelayan anda tuan"
Karena tubuh Issun Boshi yang kecil, Penjaga istana yang berada di depannya tidak menyadari kehadiran Issun Boshi.

 "Saya di sini, di bawah sini" Issun Boshi berteriak pada penjaga istana itu.

Akhirnya penjaga itu menemukan Issun Boshi dan membawanya ke dalam istana. Issun Boshi diijinkan bertemu dengan Sanjo sang bangsawan. Setelah mengungkapkan niatnya kepada Sanjo, sambil bertekuk lutut dan tertunduk di telapak tangan Sanjo, Issun Boshi mulai mengikrarkan kesetiaan kepada tuannya.
Ternyata bangsawan itu dapat merasakan bakat yang dimiliki Issun Boshi sehingga Issun Boshi mulai dipekerjakan sebagai pelayan di istana itu. Tanpa menunggu lama orang-orang yang berada di istana dan putri sang bangsawan pun mulai menyegani bakat dan pesona Issun Boshi. Karena bakatnya itulah Issun Boshi diangkat jadi pengawal pribadi sang putri.
Suatu hari, Issun Boshi diminta oleh sang putri untuk mengawalnya ke kuil Kiyomizu untuk berdoa yang biasa dilakukan oleh sang putri. Letak kuil itu berada jauh dari pusat kota dan untuk tiba di sana harus melewati sebuah hutan angker. Ketika tiba di hutan tersebut rombongan putri tiba-tiba mendengar raungan tawa. Tidak lama kemudian muncul dua raksasa jahat. Semua pengawal putri kecuali Issun Boshi melarikan diri karena takut dimakan raksasa jahat itu. Salah satu dari raksasa itu menarik dan mencengkeram tubuh putri. Sang putri menjerit dan menangis ketakutan. Issun Boshi yang berada di sana secepat kilat  menyambar tangan raksasa itu dengan pedang jarumnya untuk melepaskan putri dari cengkeraman raksasa jahat. Meski tubuhnya jauh lebih kecil dibandingkan kedua raksasa itu, Issun Boshi tanpa rasa takut menghadapi dan menantang mereka.

Raksasa itu takjub melihat keberanian Issun Boshi. Namun, raksasa-raksasa itu semakin marah, keduanya mulai  menyerang Issun Boshi. Tiba-tiba salah satu raksasa menangkap Issun Boshi lalu membuka mulutnya dan menelan Issun Boshi.    

Issun Boshi tidak gampang menyerah, posisinya yang berada di dalam perut raksasa menguntungkannya. Issun Boshi kembali menyerang raksasa itu dari dalam perutnya. Dengan pedang jarumnya Issun Boshi terus menusuk dan menyayat- nyayat perut raksasa itu. Si raksasa meraung raung kesakitan. Dia mulai tebatuk-batuk hingga akhirnya memuntahkan Issun Boshi dari dalam perutnya. Setelah keluar dari dalam perut raksasa, Issun Boshi langsung memanjat kumis raksasa itu dan naik ke hidungnya untuk kemudian menusuk mata raksasa itu. 

Akhirnya raksasa itu menyerah sambil menangis dia lari terbirit-birit ke gunung tempat dia tinggal. Raksasa itu melepaskan putri dari cengkeramannya dan meninggalkan segala yang dibawanya. Salah satu benda yang ditinggalkan raksasa itu adalah palu ajaib atau "Uchide No Kozuchi" sebuah palu yang dapat mengabulkan segala permintan atau mengeluarkan uang dan nasi bila diayun-ayunkan. Issun Boshi meminta sang putri untuk mengayun-ayunkan palu itu padanya dan memohon untuk merubah tubuh Issun Boshi menjadi normal seukuran laki-laki dewasa.

Setelah kejadian di hutan itu Issun Boshi dan sang putri kembali ke istana. Di istana sang putri menceritakan kejadian itu pada Sanjo ayahnya. Sanjo takjub dengan ketampanan dan postur tubuh Issun Boshi yang baru.

Singkat kata akhirnya mereka semua hidup bahagia. Sanjo ayah sang putri menikahkan Issun Boshi dengan putri kesayangannya itu. Sebelum pernikahan digelar Sanjo meminta Issun Boshi untuk mengajak kedua orang tua Issun Boshi di desa tinggal bersama-sama di istana. Issun Boshi pun dapat bertemu dan berkumpul kembali dengan kedua orangtuanya.

Ditulis ulang oleh : Shandy Purnama

Sumber :
- www.wabei4.tripod.com
- www.web-japan.org
- www.scribd.com
- www.wikipedia.org

No comments: