Saturday, October 25, 2008
Rubah Hewan Pemburu Yang Membawa Pesan Dewa Inori
Rubah Hewan Pemburu Si Pembawa Pesan Dewa Padi
Siapa yang tidak tahu rubah? Hewan yang sekilas mirip anjing ini memiliki keunikan, setidaknya bagi orang Jepang. Rubah atau dalam bahasa Jepangnya disebut Kitsune adalah hewan pemburu yang handal. Seekor rubah Hondo Kitsune adalah salah satu rubah yang banyak hidup di hutan dan pesawahan di Jepang. Rubah jenis ini berbulu coklat kemerah-merahan di bagian kepala, punggung, kaki hingga ekor dan di bagian rahang, leher hingga badan berbulu putih. Panjang rubah jenis ini bisa mencapai 80 sampai 120 cm dengan berat 4 sampai 7 Kg.
Rubah berburu tikus dengan cara berjalan di rumput yang tebal dan mendengarkan suara tikus. Pendengarannya yang tajam dapat memperkirakan posisi mangsa mereka. Ketika berburu rubah tidak mengandalkan penciuman tetapi hewan ini mengandalkan suara sebagai alat pelacak mangsanya. Ketika telinganya mendeteksi keberadaan tikus, hewan ini akan melompat menangkap mangsanya dengan cakar bagian depan lalu menggigitnya.
Fakta unik tentang rubah di Jepang adalah rubah memiliki kedudukan terhormat di negeri Sakura tersebut. Seperti halnya sapi di India, rubah adalah hewan yang dianggap suci di Jepang. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan orang Jepang yang meyakini binatang atau burung sebagai pembawa pesan para dewa atau bahkan perwujudan dari dewa itu sendiri. Binatang yang dianggap sebagai pembawa pesan dewa tersebut diantaranya adalah rubah. Rubah memangsa hama padi seperti tikus liar, kelinci liar dan burung-burung kecil sehingga populasi hama-hama tersebut dapat terkendali dan padi-padi yang tumbuh di sawah pun dapat terjaga pertumbuhannya. Karena jasa rubah inilah, maka tidak heran jika orang Jepang akhirnya menghargai dan menghormati rubah sebagai hewan suci pembawa pesan dewa padi bernama Inori. Salah satu bukti penghormatan orang Jepang terhadap rubah dapat dilihat di kuil Fushimi Inari sebuah kuil yang terletak di Kyoto. Di dalam kompleks kuil banyak terdapat patung rubah dari batu yang membawa kunci, bola dan barang lainnya di mulutnya.
Disadur oleh : ikyu the first dengan beberapa perubahan dari artikel “Pembawa Pesan Dewa Padi Menjaga Populasi Tikus Tetap Rendah di Sawah” karya Imaizumi Tadaaki
Artikel asli dapat dibaca di majalah Nipponia no 30, edisi 15 September 2004
Sumber foto : www.flickr.com dan www.geocities.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment